KONSEP DASAR MEDIA PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran hakikatnya
kegiatan interaksi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi antara pendidik
dengan peserta didik untuk saling bertukar fikiran, informasi dengan
mengembangkan ide dan gagasan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Dalam pencapaian tersebut kadang terjadi kendala yang diantaranya
kurang siapnya peserta didik dalam menerima materi pembelajaran, kurangnya
semangat dan minat peserta didik dalam menerima materi pembelajaran,
penyampaian materi pembelajaran dari pendidik yang kurang menarik dan diterima
oleh peserta didiknya, dan sebagainya. Sehingga, dalam pelaksanaannya tidaklah
semudah seperti teorinya. Perlu adanya solusi dari berbagai permasalahan
diatas, salah satunya keberadaan media pembelajaran dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Media pembelajaran
adalah satu dari beberapa sumber pembelajaran yang memiliki fungsi penting
dalam proses pembelajaran, sehingga butuh perhatian oleh pendidik dengan
mengetahui kelebihan atau pun kekurangan media pembelajaran, efektifitas media
dalam pembelajaran, kesediaan dana dan efisisensi waktu, serta pengetahuan dan
keterampilan pemakaian media dalam proses pembelajarannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
Pengertian Media Pembelajaran?
- Bagaimana Klasifikasi Media
Pembelajaran?
- Bagaimana Keberadaan Media
Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar?7
- Apa Saja Kriteria Pemilihan
Media Pembelajaran.
C. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Definisi media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (و سا ئل) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach & Ely (1971) mengatakan
bahwa media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit,
bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Dalam arti
luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
baru.
AECT (Association of Education and
Comunication Technology, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Berbeda dengan itu,
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) memberikan
batasan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio
visual serta peralatannya. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa/
menyampaikan sesuatu pesan, di mana medium ini merupakan jalan atau alat dengan
suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan (Blake and Haralsen).
Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai
perantara/ sarana/ alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).
Definisi belajar (learning)
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk.,
1996: 2). Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap. (Gredler, 1994: 1). Belajar adalah perubahan perilaku
yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan,
pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain
serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain (Pidarta, 2000: 197). Dengan
demikian belajar menuntut adanya perubahan yang relatif permanen pada
pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982: 1040 dalam
Seels & Richey, 2000: 13). Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat
dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip
belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat (Dimyati & Mudjiono,
2002: 41-42).
Belajar adalah suatu proses
yang kompleks. Tiap orang mempunyai ciri yang unik untuk belajar. Hal itu
terutama disebabkan oleh efisiensi mekanisme penerimaannya dan kemampuan
tanggapannya. Seorang pelajar yang normal akan dapat memperoleh pengertian
dengan cara mengolah rangsangan dari luar, yang ditanggapi oleh indranya, baik
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. Semakin baik
tanggapan seseorang tentang sesuatu objek, orang, peristiwa atau hubungan,
semakin baik pula hal tersebut dapat dimengerti dan diingat (Miarso, 1984:
111).
Dalam pandangan
konstruktivisme, belajar adalah menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret,
aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada
hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun
prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain.
Pembelajaran merupakan
terjemahan dari kata “menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional
adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik
(Sadiman, dkk., 1986: 7). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran
(instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang
membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004:
528). Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar peserta didik yang bersifat internal (Gagne dan Briggs, 1979: 3).
Pembelajaran adalah segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar
tujuan pembelajaran dapat dipermudah(facilitated) yang dilakukan oleh pendidik
agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak
untuk mencapai proses dan hasil pembelajaransecara efektif dan efisien, serta
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
Jadi tugas media bukan
sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun
lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara
komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi.
2.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Beberapa pendapat para pakar dalam
hal klasifikasi media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Santoso S. Hamijaya
mengklasifikasikan media pembelajaran yang dikaitkan dengan teknologi
pembelajaran menurut penggunaannya:
·
Media dan teknologi pembelajaran
yang penggunaannya secara massal, meliputi: televisi, film dan slide, serta
radio.
·
Media dan teknologi pembelajaran
yang metode penggunaannya secara individual, meliputi: kelas atau laboratorium
elektronik, alat-alat otoinstruktif, dan kotak unit instruksional.
·
Media dan teknologi pembelajaran
yang penggunaannya secara konvensional.
·
Media dan teknologi pembelajaran
pada pendidikan modern, meliputi: ruang kelas otomatis, sistem proyeksi
berganda, dan sistem interkomunikasi
2.
Gerlach membagi menjadi lima
kategori umum menurut sifat benda, yaitu:
·
Benda-benda asli dan manusia (real
materials and people).
·
Gambar-gambar dan gambar yang
disorotkan (visuals and projection).
·
Benda-benda yang didengar (audio
materials).
·
Benda-benda cetakan (printed
materials).
·
Benda-benda yang dipamerkan(display
materials).
3.
Edgar dell mengklasifikasikan media
pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar peserta didik, yaitu dari yang
bersifat konkret sampai yang bersifat abstrak.
·
Pengalaman melalui lambang kata/
verbal.
·
Pengalaman melalui lambang visual
(peta, diagram).
·
Pengalaman melalui gambar (foto,
album).
·
Pengalaman melalui rekaman, radio,
gambar.
·
Pengalaman melalui gambar hidup.
·
Pengalaman melalui televisi.
·
Pengalaman melalui pameran (study
display).
·
Pengalaman melalui wid wisata(field
study).
·
Pengalaman melalui kegiatan
demonstrasi.
·
Pengalaman melalui dramatisasi.
·
Pengalaman melalui mode (benda
tiruan).
·
Pengalaman melalui pengalaman
langsung bertujuan dan melakukan sendiri (selfdoing).
Dalam pelaksanaan pembelajaran
dikenal beberapa jenis media. Penggunaan media pembelajaran ditentukan oleh
fungsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan tersedianya bahan untuk
mengelola media.
Berdasarkan hal ini klasifikasi
media pembelajaran dapat dikategorikan menurut jenis-jenisnya:
1.
Berdasarkan indra yang digunakan:
·
Media audio.
·
Media visual.
·
Media audio visual.
2.
Berdasarkan jenis pesan yaitu:
·
Media cetak.
·
Media non cetak.
·
Media grafis.
·
Media non grafis.
3.
Keberadaan Media Pembelajaran dalam
Proses Belajar Mengajar
Media dalam pembelajaran adalah
salah satu aspek yang sangat penting dari proses pembelajaran. Lingkup dari
media pembelajaran adalah teknologi pembelajaran. Para ahli teknologi
pembelajaran berpendapat bahwa peranan utama teknologi pembelajaran adalah
untuk membantu meningkatkan efisiensi menyeluruh proses belajar mengajar. Hal
yang dapat mungkin memperjelas arti efisiensi tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kualitas belajar atau
penguasaan materi belajar.
2. Mempersingkat waktu yang dipakai untuk
tujuan yang diinginkan dalam belajar.
3. Meningkatkan kemampuan guru, dalam
arti guru dapat lebih memperhatikan siswa satu persatu dalam jumlah siswa yang
relatif banyak tanpa mengurangi kualitas belajar mengajar.
4. Mengurangi biaya tanpa mempengaruhi
kualitas belajar.
Pendapat tersebut merupakan
keputusan tentang nilai sesuatu misalnya sejauh mana aspek pendidikan,
keuangan, dan politik dari situasi individu. Teknologi pembelajaran bukan hanya
sekedar penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dimana teknologi tersebut
sesungguhnya hanya merupakan bagian teknologi dari pembelajaran.
Keberadaan media dalam pembelajaran,
dapat dimanfaatkan yaitu penggunaan secara sistematis dari sumber belajar,
proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.
Perkembangan media pembelajaran,
awalnya hanya sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain
yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan
aspek disain, pengembangan pembelajaran, produksi dan evaluasi. Bermacam
peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada sisiwa melalui
penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin
terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Pada akhir tahun 1950
teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual,
sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan
atau informasi belajar. Sejak saat itu teori tentang media sebagai alat untuk
kegiatan program-program pembelajaran. Teori B. F Skinner mendorong
diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil dari
proses pembelajaran. Pendekatan sistem dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program
pembelajaran. Media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka,
tetapi sebagai penyalur pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Media
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan
dapat membantu mengatasi proses komunikasi belajar mengajar yang tidak efektif
dan efisien.
Pengetahuan dan pemahaman pendidik
tentang media pembelajaran dalam proses pembelajarannya:
1. Media sebagai alat komunikasi guna
lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
2. Keberadaan media dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Media adalah inovasi dalam media
pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pembelajaran pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya.
4.
Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan
perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
memerlukan perencanaan yang baik. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas
dasar pertimbangan tertentu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya:
1.
Merasa sudah akrab dengan media itu.
2.
Merasa bahwa media yang dipilihnya
dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri.
3.
Media yang dipilihnya dapat menarik
minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih
terstruktur dan terorganisasi.
4.
Bermaksud mendemonstrasikan media
tersebut.
5.
Ingin memberi penjelasan dan gambaran
yang lebih konkrit.
Pada tingkat yang menyeluruh dan
umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
1.
Hambatan pengembangan dan
pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang
telah tersedia, sumber-sumber yang tersedia.
2.
Persyaratan isi, tugas, dan jenis
pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa.
Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dan
dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.
3.
Hambatan dari sisi siswa dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
4.
Tingkat kesenangan dan keefektivan
biaya.
Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:
1.
Kemampuan mengakomodasikan penyajian
stimulus yang tepat (visual dan atau audio).
2.
Kemampuan mengakomodasikan respons
siswa yang tepat (tertulis, audio, dan atau kegiatan fisik).
3.
Kemampuan mengakomodasikan umpan
balik.
4.
Pemilihan media utama dan media
sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes
(sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama).
5.
Media sekunder harus mendapat
perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk
menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan
kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
Media merupakan bagian dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media, diantaranya:
1.
Disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai.
2.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran
yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
3.
Praktis, luwes, dan bertahan.
4.
Guru terampil menggunakannya.
5.
Pengelompokan sasaran.
6.
Mutu teknis.
D. PENUTUP
1. Simpulan
Media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil
pembelajaransecara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan mudah. Media pembelajaran di klasifikasikan berdasarkan indra yang
digunakan, jenis pesan, sasaran, penggunaan elektronik, media asli dan tiruan,
media grafis, media bentuk papan, media yang disorotkan, media yang didengar,
media pandang dengar, dan media bahan cetak. Ada beberapa pertimbangan dalam
pemilihan dan penggunaan media diantaranya: motivasi, perbedaan individual,
tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi,
partisipasi, umpan balik, penguatan(reinforcement), latihan dan pengulangan,
penerapan.
2.
Saran
Demikian makalah yang dapat saya
buat. Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada
khususnya. Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1997.
Darwanto. Televisi
sebagai Media Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2005.
Rohani,
Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 1997.
Sadiman,
Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. 1986.
Sudjarwo,
Terj. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 1988.
Syukur,
Fatah. Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL. 2004.
Warsita,
Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar